Wednesday 24 July 2019

Program Kota Tanpa Kumuh : Kelurahan Krandegan Kecamatan Banjarnegara Berbenah , Mengubah Sampah Jadi Berkah



       Kelurahan Krandegan merupakan salah satu kelurahan di pusat Kabupaten Banjarnegara. Beberapa relawan bersama organisasi masyarakat  melakukan upaya-upaya peningkatan kualitas permukiman dengan berbagai jenis  kegiatan. Salah satunya dengan kerjasama antara kelompok ibu-ibu PKK dan Lembaga Keswadayaan Masyarakat ( LKM ) Gotong Royong Kelurahan Krandegan dengan melakukan pengumpulan sampah.
Relawan-relawan pemberdayaan masyarakat ikut serta menuntaskan aspek-aspek kumuh dilingkungan tempat tinggal masing-masing. Setelah melakukan kegiatan pelatihan-pelatihan tentang sampah diberbagai tempat, para relawan sepakat membentuk bank sampah di Keluarahan Krandegan. Pak Gunawan namanya, seorang relawan pemberdayaan yang sekarang menjadi Koordinator Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) Gotong Royong melakukan proses-proses pembentukan bank sampah. Hal ini untuk mengantisipasi   perubahan-perubahan lingkungan sosial masyarakat yang  memberikan dampak negatif berupa sampah yang mudah terurai  maupun sampah yang sulit terurai. Kelompok Bank Sampah di Kelurahan Krandegan Kecamatan Banjarnegara dinamakan Jagapati, yang beranggotakan warga kelurahan dan warga sekitarnya. Kegiatan ini juga menjadi dukungan terhadap pelaksanaan Program Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman ( P2KKP) 2016 dan Program Kota Tanpa Kumuh ( Kotaku ) yang di mulai tahun 2017 di Kabupaten Banjarnegara.

 Dengan menukarkan sampah yang sudah dipilah seperti plastik, kardus, kertas dan besi kepada Bank Sampah Jagapati mereka memilik tabungan yang dicatat dipengurus bank sampah, anggota ada yang sudah memiliki tabungan sampai Rp.900.000 ribu rupiah dalam jangka waktu 5 bulan melakukan pengumpulan sampah yang sudah dipilah.


Bank Sampah Jagapati Kel.Krandegan Kec.Banjarnegara
Pengurus Bank Sampah Mencatat di Buku Tabungan
  Berikut ini tahapan pengelolaan sampah melalui prinsip 3 R yaitu :


      REDUCE..... kurangi !!!
Gunakan produk isi ulang (refill), Hindari pemakaian produk sekali pakai, ganti  pampers sekali pakai dengan yang bisa cuci. Kurangi plastik, belanja bawa tas/kantong dari rumah.

REUSE....gunakan lagi !!!
Masih bisa dipakai jangan dibuang
     
      RECYCLE.....olah lagi !!!
Sampah organik dijadikan kompos, Sampah non organik dijual untuk diolah lagi. Pembuatan kompos skala rumah tangga sangat mudah untuk dilakukan karena bahan – bahan gunakan adalah sisa sayuran, kulit buah, sisa makanan ini berguna sebagai bahan pengurai, kompos jadi atau inepolen padat, jerami, inokulan cair EM4 atau inokulan cair yang terbuat dari ragi tempe dicampur dengan gula pasir kemudian dilarutkan, serat nanas, ampas kelapa bekatul, kotoran hewan dan masih banyak bahan yang lain. Alat yang digunakan adalah gentong atau tempayan atau ember yang ada tutupnya. Ember tersebut dilubangi dibagian bawah, didalam ember diberi penyangga dan tutup ember diberi pipa untuk ventilasi dan semprotan.                
                 
                                                                                
Kompos yang sudah jadi tidak berwarna, tidak berbau dan tidak panas. Pembuatan kompos skala lingkungan hampir sama dengan pembuatan kompos skala rumah tangga, karena pembuatan skala lingkungan tentunya sampah yang akan diolah lebih banyak dan membutuhkan lahan yang luas. Cara pembuatan :
Rumput yang masih hijau  dicacah terlebih dahulu agar proses fermentasinya lebih cepat, tambahkan kotoran ternak, tambahkan sampah pekarangan, tambahkan bekatul, aduk agar semua bahan tercampur, siram dengan inokulan cair sambil diaduk hingga merata, dimasukkan ketempat yang sudah disiapkan, tutup dengan keset atau yang lain dan diamkan,Aduk secara berkala (4 hari sekali), biarkan fermentasi secara alami dalam jangka 2 - 3  bulan kompos siap panen, saring kompos tersebut (butiran yang kecil siap dikemas dan residu bisa dijadikan starter atau untuk pupuk pertanian disawah).

Kontributor Berita : Relawan Kelurahan  Krandegan  dan LKM Gotong Royong
         

TETAP SEMANGAT UNTUK RELAWAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT         

Friday 4 January 2019

MEDIA MUDA NUSANTARA : Rembug Warga Tahunan Wujud (RWT) Pertanggungjawaban Sosial


REMBUG WARGA TAHUNAN (RWT) : Menguatkan Peran  Partisipasi Masyarakat Dalam Tanggungjawab Sosial di Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku)

Penulis : Mawan Hertanto,S.Sos
Sustainability Community Development Program
Center Development SCDP

M News : Pembangunan merupakan salah satu proses untuk meningkatkan kualitas kehidupan sosial masyarakat  yang dapat dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta atau masyarakat itu sendiri. Upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain pembangunan infrstruktur yang mendukung kehidupan  ekonomi dan  mendukung peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Upaya pembangunan dengan mengedepankan prinsip-prinsip kemasyarakatan diharapkan akan meminimalkan konflik yang muncul ketika awal proses perencanaan sampai pelaksanaan pembangunan.

Dalam program pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan oleh masyarakat, komunitas maupun pemerintahan  sampai sekarang  masih konsisten menerapkan prinsip-prinsip kemasyarakatan. Kita ketahui bersama bahwa di berbagai wilayah desa dan kelurahan telah terbentuk kelembagaan masyarakat yang ditujukan  untuk memperjuangkan aspirasi warga masyarakat untuk pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan. Kelembagaan tersebut dinamakan Lembaga
Keswadayaan Masyarakat (LKM) atau Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang merupakan wadah paguyuban warga atau organisasi warga dengan mengedepankan prinsip transparansi, partisipasi, demokrasi, dan pertanggungjawaban sosial. 

Pertanggungjawaban sosial di LKM atau BKM dilakukan melalui Rembug Warga Tahunan atau disingkat RWT. Rembug ini sebagai media untuk melakukan pelaporan kegiatan, penyampaian aspirasi dan sebagai media merencanakan kegiatan yang akan dilakukan.Ada beberapa program yang melibatkan LKM atau BKM secara langsung maupun tidak langsung yaitu Program Penanggulangan Kemiskinan di Pekotaan (P2KP), Program Peningkatan Kualitas Permukiman di Perkotaan (P2KPP), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri ), Program Nasional Pemberdayaan  Masyarakat Mandiri Perkotaan ( PNPM Mandiri Perkotaan), Program Sanitasi Berbasis Masyarakat ( Sanimas ), Program Pengelolaan Air Minum Berbasis Masyarakat (Pamsimas), Program Kota Tanpa Kumuh ( Kotaku ) 

Dalam Program Kota Tanpa Kumuh ( Kotaku ) yang bertujuan untuk mengurangi aspek kumuh juga melibatkan LKM dan BKM sebagai wadah proses perencanaan , pengendalian dan evaluasi  pelaksanaan kegiataan. Di kabupaten Banjarnegara hanya ada 9 Kelurahan dan 4 Desa yang memiliki LKM atau BKM. Kelurahan tersebut yaitu Wangon, Semampir, Karangtengah, Semarang, Parakancanggah, Argasoka, Sokanandi, Kutabanjarnegara, Krandegan. Untuk wilayah desa yaitu Ampelsari, Tlagawera, Sokayasa da Cendana. Berikut ini kegiatan RWT tahun buku 2018 yang telah dilakukan oleh BKM atau LKM sebagai bentuk pertanggungjawaban sosial di masyarakat

Friday 16 November 2018

MEDIA MUDA NUSANTARA : Langkah-langkah Pembelajaran Komunitas


Reupload By:
Mawan Hertanto,S.Sos
Fasilitator Community Development (CD)

Bio : Aktif di Bidang Pemberdayaan Masyarakat