Thursday 29 March 2018

MEDIA MUDA NUSANTARA :Program Kota Tanpa Kumuh : Meningkatkan Kualitas Permukiman


PROGRAM KOTAKU: MEWUJUDKAN PERMUKIMAN BERKUALITAS
Ditulis oleh : Mawan Hertanto 

M News : Permukiman kumuh merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang menyebabakan pola kehidupan masyarakat menjadi tidak sehat dilihat dari beberapa aspek antara lain limbah rumah tangga yang tidak terkelola dengan baik, pengelolaan sampah yang tidak ramah lingkungan. Aspek kekumuhan permukiman juga dapat muncul  dari jumlah  penduduk yang padat dilingkungan wilayah yang tidak luas dengan segala prasarana lingkungan yang kurang lengkap. Pada tahun 2018 Kabupaten Banjarnegara melaksanakan Program Tanpa Kumuh yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas permukiman agar lingkungan permukiman menjadi sehat, produktif serta lestari secara berkelanjutan.
 Ada 6 Kelurahan di Kecamatan Banjarnegara mendapatkan Bantuan Dana Investasi (BDI) yang difokuskan untuk menyelesaikan 7 aspek kumuh yaitu terkait kondisi  kualitas bangunan, pemenuhan kebutuhan air minum, pengelolaan limbah rumah tangga, persampahan, aksebilitas  dan kualitas jalan, kualitas drainase  dan penyediaan prasarana sarana proteksi kebakaran. Diharapkan pada akhir tahun 2019 kondisi lingkungan kumuh menjadi 0%. Dengan berbagai intervensi kegiatan dari Program Kota Tanpa Kumuh memberikan dampak pengurangan kumuh dibeberapa aspek. Berikut ini kondisi prosentase kumuh di beberapa Kelurahan Wangon Kec.Banjarnegara dampingan tim fasilitator Kotaku 3304-02. 
GRAFIK CAPAIAN PENGURANGAN KUMUH KELURAHAN WANGON
PROGRAM TANPA KUMUH (KOTAKU)


ASPEK KUMUH


NO
KRETERIA KUMUH
2016
2017
1
Bangunan Tidak Memiliki Keteraturan
48%
26%
2
Bangunan Hunian Memiliki Luas lantai < 7,2 m2/org
3%
3%
3
Bangunan Aladin Tidak Sesuai Persyaratan Teknis
16%
15%
4
Permukiman Tidak Terlayani Jaringan Jalan memadai
41%
7%
5
Jaringan jalan permukiman berkualitas buruk
62%
33%
6
Permukiman terjadi genangan air
0%
0%
7
Jaringan drainase permukiman kualitas buruk
58%
27%
8
Bangunan hunian permukiman tidak terlayani jaringan air bersih Perpipaan non perpipaan
43%
38%
9
Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimal 60L/org/hari
46%
43%
10
Bangunan tidak memiliki akses jamban/MCK komunal
16%
0%
11
Kloset tidak terhubung dengan septictank
34%
0%
12
Saluran Limbah Rumah Tangga bercampur dengan drainase lingkungan
86%
16%
13
Sampah domestik diangkun < 2 x seminggu
60%
70%
14
Kawasan tidak memiliki prsarana proteksi kebakaran
100%
29%
Sumber : Pemutakhiran Baseline 100-0-100 ; 2017