Friday 6 January 2017

MEDIA MUDA NUSANTARA : Ringkasan Eksekutif, Kemiskiman Perkotaan dan Ulasan Program

By Tim Studi bekerjasama dengan Tim World Bank

               Indonesia telah menunjukkan peningkatan substansial dalam indikator ekonomi dan sosial selama satu dekade terakhir, disertai dengan pengurangan kemiskinan secara bertahap di wilayah perkotaan dan perdesaan. Meskipun pencapaian ini mengesankan, 13 persen penduduk masih hidup dalam kemiskinan, dan 40 persen rumah tangga lainnya hidup sedikit di atas garis kemiskinan dan rentan untuk jatuh ke dalam kemiskinan. Di perkotaan, sekitar 18 persen penduduk hidup miskin atau hampir miskin, dimana angka tersebut mewakili sekitar 20 juta orang. Sejalan dengan urbanisasi yang semakin meningkat, jumlah ini kemungkinan besar akan bertambah sehingga akan melampaui kemiskinan perdesaan di tahun 2020.

               Masyarakat miskin perkotaan di Indonesia mempunyai ciri-ciri yang serupa dengan negara lain – mereka cenderung memiliki tingkat pendidikan rendah, bekerja di sektor informal dengan upah rendah, hidup di permukiman berkualitas rendah, kurang memiliki jaminan pekerjaan, dan mempunyai akses yang lebih rendah terhadap layanan dasar dibandingkan mereka yang tidak miskin. Sub kelompok masyarakat miskin perkotaan yang sangat rentan meliputi pendatang baru di perkotaan, tenaga kerja anak, anak jalanan, dan mereka yang hidup di permukiman informal. Secara wilayah, dua pertiga masyarakat miskin perkotaan hidup di Jawa, walaupun tingkat kemiskinan di Nusa Tenggara jauh lebih tinggi.

               Kelompok terfokus yang mengambil sampel masyarakat miskin perkotaan di seluruh Indonesia mengidentifikasi sejumlah tantangan kunci bagi mereka. Tantangan yang paling sering disebutkan adalah penghasilan yang tidak memadai, kesulitan mendapatkan pekerjaan, dan biaya sekolah. Tema lain yang muncul adalah kurangnya infrastruktur dan modal.

               Pemerintah Indonesia mempunyai strategi penanggulangan kemiskinan yang komprehensif, dengan sejumlah program bantuan sosial , program pemberdayaan berbasis masyarakat PNPM di wilayah perdesaan dan perkotaan. Program-program bantuan sosial yang utama meliputi subsidi beras Raskin, program asuransi kesehatan Jamkesmas, Program Keluarga Harapan (PKH) untuk mereka yang sangat miskin, dan Beasiswa untuk Siswa Miskin (BSM). Keseluruhan paket program yang menyasar masyarakat miskin perkotaan tersebut mencakup sebagian besar kebutuhan dasar, meski terdapat permasalahan substansial terkait rancangan program, efisiensi, dan kualitas pelayanan yang dilaksanakan, yang muncul dari studi ini dan studi-studi lainnya, terutama untuk program Raskin dan Jamkesmas. Terkait sasaran, terdapat banyak peluang untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi kebocoran kepada masyarakat yang tidak miskin.

               Terdapat pula masalah kurangnya cakupan bagi masyarakat miskin perkotaan, terutama mereka yang tinggal di permukiman informal, yang mungkin adalah kelompok termiskin, namun tidak memenuhi syarat untuk menerima manfaat tertentu dari Pemerintah Indonesia.

               Program PNPM-Perkotaan beroperasi di seluruh wilayah perkotaan di Indonesia, dengan tujuannya secara umum meningkatkan tata kepemerintahan lokal dan penyediaan pelayanan. Mayoritas sumber daya digunakan untuk peningkatan infrastruktur skala kecil di tingkat masyarakat. Program tersebut, yang dievaluasi secara mendalam dalam catatan kebijakan lainnya, Indonesia, Evaluation of the Urban CDD Program, PNPM-Urban/Indonesia, Evaluasi Program CDD Perkotaan, PNPM-Perkotaan (World Bank, 2012), dinyatakan sebagai pendekatan yang efektif untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan untuk mengatasi masalah infrastruktur dasar di tingkat masyarakat. Pengkajian independen mengenai kualitas infrastruktur menunjukkan tingginya hal tersebut, sementara organisasi masyarakat dianggap telah bekerja dengan baik secara independen di luar program dan struktur Pemerintah.
                Evaluasi tersebut juga mengidentifikasi sejumlah bidang program yang dapat diperkuat untuk semakin meningkatkan efisiensi dan dampak. Bidang- bidang tersebut meliputi upaya untuk memperkuat kegiatan proyek untuk kegiatan sosial dan ekonomi yang dapat menimbulkan dampak lebih besar terhadap kesejahteraan rumah tangga, menjamin partisipasi lebih tinggi dari perempuan dan kelompok termiskin di masyarakat, memperkuat lebih jauh pembangunan kapasitas untuk fasilitator, peningkatan SIM, dan penyelarasan program secara lebih sistematik dengan proses penganggaran pemerintah daerah. Terdapat pula banyak peluang untuk memperluas peran PNPM dalam konteks urbanisasi.


1.      PRIORITAS KEBIJAKAN

               Berdasarkan analisis kemiskinan perkotaan dan kajian terhadap program-program utama serta studi terbaru yang dilaksanakan oleh Bank Dunia tentang urbanisasi dan bantuan sosial, sejumlah prioritas kebijakan muncul dari strategi penanggulangan kemiskinan perkotaan, terutama mengingat jumlah masyarakat miskin di perkotaan yang semakin bertambah.
                Prioritas kebijakan tersebut dapat dikategorikan menjadi dua bidang umum, yaitu: kebijakan ekonomi dan urbanisasi; serta kebijakan sosial. Keduanya konsisten dilakasanakan dengan bukti dukungan global tentang strategi penanggulangan kemiskinan untuk menurunkan jumlah warga miskin. Sejalan dengan urbanisasi di Indonesia, pengelolaan secara proaktif proses urbanisasi tersebut dapat terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang seimbang dan mengurangi kemiskinan.
               Kebijakan yang mendorong struktur tata ruang perkotaan yang efisien, perencanaan penggunaan lahan berkelanjutan, investasi pada infrastruktur yang paling penting, dan penyediaan layanan dasar, termasuk bagi mereka yang tinggal di permukiman informal, akan mendorong pertumbuhan dan pada akhirnya berkontribusi terhadap penanggulangan kemiskinan. Secara bersamaan, program bantuan social dibutuhkan untuk membantu rumah-rumah tangga miskin menghindari kesengsaraan dan mengurangi kemungkinan jatuhnya rumah-rumah tangga rentan ke dalam kemiskinan. Kebijakan tersebut sangat mungkin dilaksanakan mengingat keberhasilan yang telah dicapai Indonesia hingga saat ini. Namun, hal tersebut membutuhkan sikap proaktif dalam menyiapkan transisi perkotaan yang efektif.

 

Sumber : document.worldbank.org
Editor and reuploaded : Mawan Hertanto,S.Sos ( Fasilitator Community Development )
Provinsi Jawa Tengah
 

No comments:

Post a Comment